Jumat, 31 Oktober 2014

CARA TERBAIK BUDIDAYA SAWI PUTIH


 

Petsai atau yang kita kenal dengan sawi putih adalah tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae (kubis-kubisan). Tanaman dengan nilai ekonomis tinggi ini konon berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan sudah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu. Sawi putih/Petsai adalah tanaman sayuran yang memiliki rasa enak dan sumber vitamin A, vitamin B dan vitamin C.
Untuk membudidayakan sawi putih, ada sejumlah persyaratan yang harus diperhatikan, yakni: kondisi iklim, kelembaban udara, curah hujan, dan kondisi tanah. Iklim atau suhu yang
cocok untuk budidaya sawi putih berkisar antara 19°C – 21°C, dengan Kelembaban udara berkisar antara 80% – 90%, curah hujan 1000-1500 mm/tahun, dan kondisi permukaan tanah memiliki ketinggian 1000 m.
Jika persyaratan tersebut kurang
dipenuhi, sawi putih/petsai memang masih bisa tumbuh namun tidak dapat tumbuh dengan sempurna, dengan menampakan beberapa ciri seperti tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan jika penanaman ditujukan untuk pembenihan, maka hasil produksi biji kualitasnya rendah.
Selain persyaratan dasar sebagaimana tersebut di atas, untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam bercocok tanam sawi putih, juga harus memperhatikan teknik dan cara menanam sawi putih yang baik, seperti di bawah ini:
1. Penyiapan Bibit
a. Persemaian Benih
Untuk setiap hektar lahan, dibutuhkan benih sekitar 200-250 g. Pembenihan dilakukan dengan menyiapkan media semai berupa tanah yang dicampur pupuk kandang matang dengan perbandingan 3:1 atau 2:1. Media semai tersebut selanjutnya disaring memakai ayakan pasir dan dimasukkan ke dalam bumbungan semai, yakni semacam polibag yang terbuat dari daun pisang. Untuk setiap hektar lahan dibutuhkan bumbungan persemaian sebanyak 34.000-35.000 buah .
Langkah berikutnya adalah menyiapkan bedengan sebagai tempat persemaian
dengan lebar 100 cm dan tinggi 15-20 cm. Bedengan tersebut dilengkapi dengan pembatas di sisi-sisinya yang terbuat dari bilah bambu atau kayu. Agar jauh dari gangguan binatang peliharaan dan mudah diawasi, tempat persemaian juga harus terbuka.
Siramlah media semai sampai di dasar bumbungan agar kondisinya lembab, sehari sebelum penanaman benih. Benih kemudian ditanam satu per satu secara berurutan di tengah media. Penanaman dilakukan dari ujung ke ujung agar tidak ada yang terlewat. Setelah benih ditanam, timbunlah permukaan media bumbungan
menggunakan media semai setebal 0,5 cm. Gunakan karung, daun pisang, atau plastik untuk menutup bedengan persemaian selama 3-4 hari sampai benih tampak mulai berkecambah.
b. Perawatan Semaian
Setelah benih mulai tampak berkecambah, bukalah penutup bedengan dan siram secara rutin guna menjaga kelembaban media semaian. Apabila diketahui ada serangan penyakit dumping off (bibit rebah karena adanya bercak basah di pangkal batang), semprotlah dengan menggunakan fungisida benlate berdosis 1 g/liter air atau orthocide
berdosis 3 g/liter air. Setelah umur 18-20 hari atau setelah tumbuh daun sejati 2 lembar, tanam bibit di lahan.
2. Pengolahan Lahan
Gemburkan tanah yang akan ditanami dengan menggunakan cangkul, agar tanah menjadi remah sehingga aerasi dapat berjalan baik dan zat-zat beracun akan hilang. Hilangkan gulma atau rumput-rumputan, utamanya akar alang-alang, agar akar-akar tanaman sawi putih dapat tumbuh bebas tanpa persaingan dalam memperebutkan unsur hara dengan gulma.
Lakukan pengapuran jika pH tanah kurang dari 5,0, minimal 1 ton untuk setiap hektar. Guna membalik dan memecah agregat tanah, pencangkulan atau pembajakan tanah perlu untuk
dilakukan.
3. Pemupukan
Jenis pupuk yang diberikan untuk tanaman sawi putih adalah pupuk kandang atau kompos. Fungsinya adalah sebagai penyedia hara organik guna memperbaiki struktur tanah, serta menahan air yang ada di dalam tanah. Jika dibutuhkan, dapat pula ditambah dengan pupuk buatan berupa nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).
4. Penanaman
Dalam proses penanaman, terlebih dahulu dibuat lubang tanam sedalam cangkul atau berukuran 30 x 30 x 30 cm, dengan jarak tanam 50 x 60 cm.
Waktu yang baik untuk penanaman pada pagi atau sore hari. Bibit yang segar dan sehat, selanjutnya ditanam pada lubang tanam. Setelah ditanam, masukkan tanah halus sedikit demi sedikit, lalu tekan dengan perlahan tanah tersebut agar benih berdiri tegak. Siram bibit yang sudah ditanam tadi dengan menggunakan air sampai benar-benar basah.
5. Pemupukan Susulan
Selama masa pertumbuhan tanaman, lakukan pemupukan susulan sebanyak 2 kal, yakni pada waktu tanaman sawi putih/petsai berumur 2 minggu dan 4 minggu. Pemberian pupuk dilakukan
dengan melingkari tajuk tanam sejauh 15-20 cm sedalam 10-15 cm. Perkiraan dosis yang dipakai untuk setiap satu hektar lahan adalah 54 kg urea,117 kg ZA, dan 56 kg KCL.
6. Pemeliharaan
a. Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan hanya dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari. Karena umur tanaman yang pendek, yakni 2-3 bulan, penyulaman hampir tidak dilakukan. Namun demikian, Jika ada tanaman yang mati, harus segera diganti dengan bibit yang baru.
b. Sanitasi Lahan
Sanitasi lahan dilakukan 1-2 kali
sebelum pemupukan, yakni pada waktu tanaman berumur 2 dan 4 minggu. Sanitasi lahan harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat merusak sistem perakaran tanaman.
c. Pengairan
Pengairan atau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari pada fase awal pertumbuhan. Waktu penyiraman yang baik adalah pada pagi hari atau sore hari.
d. Penyemprotan Pestisida
Sebelum hama menyerang tanaman, lakukan penyemprotan pestisida. Penyemprotan dapat juga dilakukan secara rutin setiap 1-2 minggu sekali. Untuk dosis pestisida yang digunakan, tergantung dari tingkat populasi hama.
7. Panen dan Pascapanen
Sawi putih/Petsai yang telah berumur 25-65 hari (tergantung varietas) sudah
siap untuk dipanen. Sawi putih/Petsai yang siap panen ini memiliki ciri-ciri: krop kompak dan berukuran besar. Cara memanen sawi putih/petsai dilakukan dengan memotong bagian batang di atas tanah menggunakan pisau tajam. Tanaman yang baik dapat berproduksi 2-3 kg pertanaman.
Hasil panen tersebut selanjutnya dikumpulkan di tempat yang teduh dan terlindung dari hujan serta panas.

Cara terbaik menyemai benih cabai

DHIQ FRAM kali ini akan berbagi tips cara menyemai benih cabai yang hemat efektif dan efisien. Hehe

Berikut cara menyemai benih cabe dengan sistem potongan persegi empat.
Dengan cara demikian akan menghemat waktu dan biaya produksi, karena tanpa menggunakan polibag,

Beberapa alat dan bahan yang perlu disediakan diantaranya yaitu:
ALAT.
1. Kotak yang terbuat dari kayu (ukuran sesuai dengan keinginan)
2. Ember (tempat air)
3. Pisau tajam.
4. Penggaris
BAHAN.
1. Tanah dari daun bambu.
2. Kompos jadi (remah).
3. Air bersih (secukupnya).
Yang pertama campur tanah hasil dari pelapukan daun bambu dengan kompos yang sudah jadi (remah) perbandingan 2 : 1, kemudian di siram dengan air secukupnya, sebagai ukuran yang pas jika campuran dikepal menggunakan tangan tidak hancur dan tidak lembek berarti siap untuk dicetak menggunakan kotak yang sudah disediakan, kemudian gunakan penggaris sebagai pengukur disaat akan memotong adonan yang sudah di cetak dalam kotak, Ukuran setiap potongan sebaiknya memiliki lebar 3cm dan tinggi 5cm.
setelah pemotongan adonan selesai selanjutnya setiap potongan dilubangi dengan kedalaman sekitar 1cm untuk tempat menaruh benih yang akan disemai.
setelah benih selesai dibenam kemudian tutup menggunakan plastik yang rapat agar benih cepat tumbuh (tukul). Sekian dulu, apabila kurang jelas silahkan beri tanggapan di kolom comentar.

Teknik budidaya kacang kapri


Berdasarkan pengalaman DHIQ FRAM cara menanam (budidaya kacang kapri) tidaklah sulit, cukup mempersiapkan beberapa bahan pendukung budidaya pertanian, diantaranya yaitu;
1. Tanah yang subur dan gembur.
2. (Pupuk dasar) pupuk kandang yang sudah jadi.
3. (Pupuk dasar) UREA, SP36, KCL,
(pupuk susulan) NPK 16 16 16.
PUPUK GANDASIL DAUN DAN BUAH (disemprotkan pada tanaman).
4. Ajir bercabang  (lanjaran yang banyak cabangnya) Jawa.
6. Benih kapri.
  Jika penanaman dikebun sebaiknya dicangkul terlebih dahulu, kemudian di buat bedengan kecil, bagian tengah bedengan dibuat seperti parit memanjang mengikuti panjang bedengan untuk menaruh pupuk dasar dan diatasnya di taruh benih kapri, selanjutnya di tutup dengan tanah dan ditekan  sampai betul2 mapan (bukan padat).  Tunggu benih kapri muncul (tukul) dari tanah kemudian dipasangi ajir yang sudah dipersiapkan.
Pengendalian hama  sebaiknya dengan melakukan pengamatan secara intensif, jika tidak ada tanda2 serangan hama lebih baik dilakukan pencegahan dengan pestisida nabati.
   tunggu hingga tanaman kapri berbuah sekitar 50 hari dari mulai tanam, cara pemanenan sebaiknya memilih kacang kapri yang sudah agak berisi tapi masih muda.
Sekian sharing DHIQ FRAM mengenai cara budidaya kacang kapri, apabila ada saran dan kritik silahkan memberikan comentar dibawah.

Sabtu, 06 September 2014

Panduan Mekanisme Bank Sampah



PADA PENGELOLAAN BANK SAMPAH
KELENGKAPAN BANK SAMPAH
KELANGKAPAN MANAJEMEN
i. PENGURUS
Pengurus adalah pengelola system bank sampah dari wilayah hasil dari kesepakatan fasilitator dan juga beberapa pihak. Tugas dan tanggung jawab pengurus bank sampah adalah :
1. Menjalankan mekanisme system bank sampah sesuai dengan prosedur dan keseragaman pelaksanaan.
2. Meningkatkan kondisi wilayah di 6 PILAR POKOK (Pilar Sosial, Pilar Lingkungan, Pilar Kesehatan, Pilar Pendidikan, Pilar Ekonomi dan Pilar
Informasi dan Teknologi).
3. Menjamin kesejahteraan pengurus bank sampah dan juga kenyamanan nasabah
4. Melaporkan pada pihak pendamping dalah hal pelaksanaan kegiatan
5. Mengatur secara tersendiri aturan dan cara kerja PBS
ii. BAGIAN PENGURUS
Bagian-bagian pelaksanaan dan juga kinerja pengurus adalah sebagai berikut :1. Manager Bank Sampah : adalah Fasilitator atau Kader lingkungan yang memiliki pengetahuan tentang green and clean, cekatan dan ulet memantau kondisi bank sampah. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah memberi dan mengeluarkan kebijakan untuk pengembangan bank sampah dalam rapat pengurus
2. Bendahara Bank Sampah : adalah kader lingkungan yang memiliki pengetahuan tentang arus keuangan dan dapat diberi amanah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah mengetahui arus keuangan dan pelaporan keuangan
3. Divisi pencatatan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan dan pengetahuan pencatatan secara sistematis dan rapi. Tugas dan tanggung jawabnya adalah pencatatan kegiatan, agenda dan membantu langsung bendahara

4. Divisi penimbangan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam menimbang dan membagi jenis-jenis sampah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan pemilahan dan penimbangan sampah yang ada di bank sampah
5. Divisi pengepakan : adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan pengepak dan mengemas sampah sesuia dengan jenis serta kelompoknya. Tugas dan tanggung jawabnya adalah meminimalisir penumpukan sampah yang berhamburan pada waktu yang lama, menjaga keamanan dan penyusutan sampah yang ada.

6. Divisi umum: adalah kader lingkungan yang memiliki waktu banyak untuk membantu para pengurus dalam kinerja jika diperluka

Minggu, 13 Juli 2014

Spirit Menanam "Reborn" Di Bukit wartawan


Sabtu, 23 Maret 2013 , 20:47:00


Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bakal membuka camping pencinta, pemerhati, pengamat dan perawat lingkungan di Bukit Wartawan, Telaga Menjer, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (24/3). Kegiatan ini bertemakan “Edukasi Lingkungan Djarum Trees For Life di Bukit Wartawan” yang akan digelar 24-26 Maret 2013. Getty Images
WONOSOBO – Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bakal membuka camping pencinta, pemerhati, pengamat dan perawat lingkungan di Bukit Wartawan, Telaga Menjer, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (24/3). Bukit yang lima tahun lalu, menjadi penanda spirit para jurnalis di negeri ini saat merayakan Hari Pers Nasional (HPN) 2008 di Semarang. Di bukit itulah ribuan pohon konservasi ditanam oleh para kuli laptop dan kuli kamera.
“Saya bangga, pekerja jurnalistik ini tidak sekedar mengkritik kerusakan lingkungan dan punahnya aneka vegatasi akibat pembalakan liar. Tetapi, wartawan juga secara konkret dan nyata, melakukan aksi penanaman pohon, membuat monument bukit wartawan, dan sekaligus menancapkan spirit cinta lingkungan,” sambut Menko Hatta Rajasa, yang sangat antusias dengan kegiatan “Edukasi Lingkungan Djarum Trees For Life di Bukit Wartawan” 24-26 Maret 2013.
 Lima tahun silam, saat memulai penanaman Bukit Wartawan ini, Menkominfo M Nuh yang hadir bersama semua organisasi kewartawanan di tanah air. Setelah lima tahun ditanam, seperti apa pohon-pohon yang dirancang sebagai water catching system itu? Setinggi apa mereka? Sesubur apa mereka? Seberapa besar kontribusinya buat produksi oksigen di sana?
 Sambil menyelam minum air, sambil camping selama tiga hari, sekaligus melihat ke belakang, spirit menanam wartawan kala itu. “Spirit itulah yang reborn! Lahir kembali! Semampang masih musim hujan, masih banyak air, ayo kita galakkan menanam pohon lagi,” sebut Hatta.
 Kemah yang diikuti sekitar 270 peserta yang berasal dari unsur pencinta alam, penggerak lingkungan, mahasiswa, wartawan, organisasi sosial kemasyarakatan ini menjadi sangat unik. Karena selain melakukan penanaman pohon, kerja bakti pembersihan Telaga Menjer, juga diisi dengan workshop bertema lingkungan.
“Workshop ini mencakup dua sasaran, pertama, menginspirasi peserta akan penting dan mendesaknya budaya menanam. Kedua, mengajari teknis, bagaimana memberdayakan setiap jengkal tanah untuk pohon. Bagi Djarum Foundation, edukasi lingkungan semacam ini sudah dilakukan sejak tahun 1989, dan secara konsisten dijalankan hingga saat ini,” tambah Primadi M Serad, Program Director Djarum Foundation.
 Pertanyaannya, mengapa di Wonosobo yang jauh di Jawa Tengah sana? “Yang pasti, Bukit Wartawan itu di seluruh penjuru dunia tidak akan ditemukan, karena hanya ada di Wonosobo. Hanya wartawan Indonesia saja yang punya bukit konservasi, bukit untuk water catching area. Hanya wartawan Indonesia juga yang selain ahli reportase juga peduli lingkungan? Kebetulan, Bupati Wonosobo H Kholiq Arif juga mantan wartawan? Lengkap sudah, alasan mengapa kegiatan berskala nasional seperti ini dipusatkan di daerah,” jelas Primadi.
 Bupati Kholiq Arif menambahkan, bahwa selama ini dirinya menggunakan istilah “pohon”, “menanam”, dan “lingkungan” sebagai sarana untuk menjangkau apa saja. Tembok-tembok perbedaan, sekat-sekat konflik, barikade aliran, semua bisa diterobos dengan tiga password di atas. “Menanam pohon, mencintai lingkungan, bersahabat dengan alam itu menjadi kata kunci bagi saya. Karena itu, di Wonosobo saya punya Bukit Pramuka, Bukit Wartawan, Bukit Volkwagen, dan lainnya, yang menjadi monumen yang lebih bermakna bagi anak cucu kita,” ujar Bupati Kholiq Arif.
 Bukan hanya itu, Kholiq menyadari, Wonosobo itu pusatnya Jawa Tengah. Posisinya 100 kilometer dari Kota Semarang, juga 100 kilometer dari Jogjakarta. Jaraknya juga sama dengan ke Banyumas di pojok barat daya Jawa Tengah, maupun Tegal di sudut barat laut Jawa Tengah. Secara geografis betul-betul berada di tengah. “Secara topografi, Wonosobo itu berada di lereng gunung Sindoro dan Sumbing, yang posisinya paling tinggi. Posisi yang strategis, dan menjadi taruhan bagi wilayah-wilayah lain, seperti Kendal, Pekalongan, Banjarnegara sampai Cilacap, Temanggung sampai Magelang,” papar Kholiq.
 Kalau Wonosobo rusak, hutannya gundul, saat musim hujan tiba, akan ada 13 daerah yang posisinya di aliri sungai Serayu yang bermata air di Dieng. Ke-13 daerah itulah yang mirip “Jakarta” sedangkan Wonosobo adalah “Bogor”-nya, saat terjadi banjir kiriman. Seperti yang terjadi saat ini, di Jakarta ada istilah “Banjir tak berarti hujan”, karena tidak hujan pun bisa terjadi banjir. Namanya banjir kiriman. “Saya tidak ingin situasi seperti itu menimpa Wonosobo dan sekitarnya,” jelas Kholiq.
 Karena itu, Bupati Kholiq sangat respek dengan program Djarum Trees For Life yang mencubit kembali spirit menanam di Bukit Wartawan. Kegiatan yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Kementerian Kehutanan RI, dan Djarum Foundation ini. Dia menyebut, Djarum sangat konsisten dengan program pro lingkungan.
 Workshop yang bermateri Tabulampot –tanaman buah dalam pot—yang diisi dari Mekarsari, Jonggol, Kab Bogor, lalu Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD), soal budidaya dan manfaat Trembesi oleh Endes, dan lainnya, akan memberi pencerahan pada aktivis lingkungan yang ikut menjadi peserta. “Cita-cita besar, harus dimulai dari langkah kecil dan nyata!” ucap Bupati Kholiq. (jpnn)

Sabtu, 05 Juli 2014

Pesan Seorang Ibu Dari "Pohon Pisang"

Sumber Gambar: Wikipedia
Pada siang hari itu Seorang ibu pergi ke kebun miliknya, ditemani bersama dengan anak laki-laki satu2nya yang masih kecil, untuk memetik sayur. Disepanjang jalan yang mereka lalui, tiba2 sang Ibu terlihat heran melihat anaknya yang pandanganya sedang tertuju pada satu pohon pisang yang baru saja ditebang, Sembari berjalan perlahan-lahan sang ibu lantas bertanya kepada anak laki2nya itu; Apa yang sedang kau lihat nak? (kata sang ibu.
Aku melihat ada pohon pisang yang baru saja ditebang tetapi kemudian tumbuh lagi tunas yang baru. Dari situ kemudian sang ibu berkata kepada anaknya, yang membuat sang anak itu bingung bukan kepalang, ibu itu tiba2 berkata; "kamu akan jadi orang beruntung nak, karena kamu telah melihat pohon pisang yang baru saja ditebang (Ujar sang ibu).
  Tetapi anak itu tidak langsung percaya dengan ujar sang ibu. Hingga pada satu waktu anak itu tumbuh dewasa, ia teringat dengan ujar sang ibu yang pernah disampaikan kepadanya, tentang pohon pisang yang sudah ditebang.
 Bahwa ternyata kita bisa belajar dari sebatang pohon pisang yang tidak pernah menyerah untuk tumbuh dan bangkit kembali sebelum menghasilkan buah, meskipun hidupnya penuh dengan ksengsaraan, bahkan di tebang dengan golok berkali-kali. Kisah ini diambil dari pengalaman sipenulis pribadi.
  Ok mudah2an ceritaku ini bermanfaat buat pembaca sekalian.
  Untuk yg mau share cerita ini slahkan, jngan lupa cantumkan sumbernya.
 

Kamis, 22 Mei 2014

Segarnya Usaha Kebun Mawar Di Kota Batu Malang

Tak hanya dikenal sebagai tempat tujuan wisata dan pusat perkebunan apel, Kota Batu Malang, Jawa Timur ternyata menyimpan beragam jenis potensi bisnis yang cukup menggiurkan. Salah satunya saja yang akan kita intip adalah segarnya bisnis budidaya mawar di Kota Batu Malang.
Terletak sekitar 15 km sebelah barat Kota Malang, sentra perkebunan bunga mawar ini berada di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Mengingat kawasan Kota Batu ini berada di ketinggian sekitar 680 sampai 1.200 meter dari permukaan laut serta memiliki suhu udara rata-rata yang berkisar 15°-19° Celsius, menjadikan Desa Gunungsari sebagai ladang yang tepat untuk membudidayakan bunga mawar.
Begitu memasuki kawasan Desa Gunungsari, hampir semua masyarakat di daerah ini berprofesi sebagai petani bunga mawar. Permintaan pasarnya yang masih terbuka lebar serta telah mengakar turun temurun sebagai salah satu profesi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, membuat sebagian besar masyarakat Desa Gunungsari memilih menekuni bisnis budidaya bunga mawar.
Bila hasil panen sedang bagus, bunga mawar di Desa Gunungsari bisa dijual Rp 2.500,00 hingga Rp 3.000,00 untuk setiap batangnya. Padahal, untuk sekali panen rata-rata petani di Desa Gunungsari bisa memetik hasil sekitar 4.000-5.000 batang bunga mawar segar. Bisa Anda bayangkan bukan berapa banyak omzet bisnis yang di dapatkan masyarakat Desa Gunungsari setiap musim panen tiba? Dari peluang bisnis tersebut, keuntungan yang didapatkan mencapai 50% dari omzet penjualan bunga mawar.
Sampai saat ini, jenis bunga mawar yang dikembangkan petani di Desa Gunungsari meliputi bunga mawar merah, merah muda, putih, jingga, dan kuning. Tak hanya melayani permintaan pasar di sekitar Kota Malang, namun jangkauan pasar yang dimiliki petani bunga mawar di Desa Gunungsari juga telah tersebar hingga Mojokerto, Surabaya, Solo, dan Jakarta.
Desa Wisata ke Kebun Mawar
Untuk meningkatkan kesejahteraan petani mawar di Desa Gunungsari, sejak empat tahun yang lalu masyarakat setempat mulai memperkenalkan konsep desa wisata untuk mengajak pengunjung memetik langsung bunga mawar dari pohonnya dan berwisata di ladang bunga mawar.
Terbukti cara ini cukup efektif untuk menarik minat wisatawan lokal maupun internasional untuk berkunjung di Desa Wisata Gunungsari, Kota Batu, Malang. Tak hanya itu saja, pendapatan yang diterima para petani mawar pun ikut meningkat karena mereka bisa menjual setangkai bunga mawar seharga Rp 3.000,00 kepada para wisatawan. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harus menyetor bunga mawar kepada para pengepul (pedagang besar) yang biasanya membeli mawar dengan harga lebih murah.
Sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKf087y9Wo3AH-ZLTWUOEUaPeZHsrmGlwIvSgSpj1I0fUAYtsUig6tArVZLdeRXaB9LSXsA9rP3d8BKQ6wWuQ3BkLuWkBxLeO6_hWWjgH61LnUCYIngrwdZESUFnuTNZrtyM6Mm2vJD4gd/s1600/319809_375885755798656_524408464_n.jpg

Senin, 19 Mei 2014

KUMPULAN FOTO GUNUNG SINDORO

Gunung sindoro

Berwisata Ke Danau Menjer

Danau yang terletak di lereng gunung paku waja ini memang menarik untuk di kunjungi sebagai tempat untuk rekreasi, Dengan semakin di tunjangnya fasilitas yang semakin memadai tak heran jika setiap hari di datangi para pelancong baik dari dalam dan luar daerah bahkan turis asingpun tak mau ketinggalan untuk menikmati pesona alam danau menjer, menurut wikipedia Telaga ini berjarak sekitar 2 km dari ibukota kecamatan. Dinamakan telaga menjer karena desa Maron sebenarnya merupakan desa baru yang dulunya merupakan wilayah desa menjer.
 Telaga Menjer adalah telaga yang terbentuk akibat dari letusan vulkanik di kaki Gunung Pakuwaja. Dulunya air di telaga itu hanyalah dari beberapa mata air kecil di sekitar telaga dan juga mengandalkan curah hujan yang cukup tinggi didaerah ini. Pada zaman penjajahan Belanda dengan akan dibangunnya PLTA Garung dibawah telaga tersebut, maka dibendunglah sebagian sungai Serayu yang berada di sebelah utara desa Jengkol. Kemudian dialirkan melalui terowongan bawah tanah sepanjang ± 7 km dibawah perkebunan teh PT Tambi yang berada di sebagian wilayah Desa Kreo dan Tlogo. Untuk mengalirkan air dari telaga ini menuju PLTA, dibendunglah sebagian kecil dari telaga dan di bawahnya dipasang pipa dengan diameter mencapai ± 3m menuju ke PLTA yang berjarak sekitar 2 km.Gedung PLTA Garung